Sabtu, 01 Januari 2011

Meningkatkan Mutu Pendidikan Dengan Meningkatkan Profesional Guru

Menjadi guru yang profesional harus memerlukan kemauan, kemampuan dan ketrampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus (penyakit guru). Penyakit guru ini adalah penghambat peningkatan mutu pendidikan kita dan sebagai guru yang profesional, karena itu kita sebagai pendidik/pengajar harus mengalahkan 10 penyakit guru ini, yaitu :
  1. KUSTA (KURANG STRATEGI) guru model ini masuk kelas mengajar dengan tampa strategi, sebagai guru yang profesional menggunakan tiga strategi yang terfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan mengajar, serta pengembangan kompetesi guru menggunakan strategi tersebut. Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Mengunakan dan menuliskan studi kasus pribadi sebagai catatan pengalaman mengajar;
b.      Menggunakan beberapa strategi dalam Studi Pelajaran (Lesson Study), terutama pengamatan dan pemodelan pengajaran di kelas terbuka, refleksi kelompok dan perencanaan, serta
c.       Menggunakan keterampilan PTK guna peningkatan.
  1. TBC (TIDAK BANYAK CARA) guru ini dalam mengajar hanya asal mengajar tampa cara bagaimana anak didik ini mengerti/memahami pelajaran yang diberikan oleh bapak/guru pengajar guru yang profesional harus banyak cara / model pelajaran agar anak memahami pelajaran yang diberikan kita. Kalau perlu butuh nara sumber dari luar kita harus mendatangkan ke dalam kelas contohnya pelajaran IPS tentang pemerintahan kita dapat mendatangkankan nara sumber seperti Kepala Desa/Camat. apabila sekarang teknologi tambah canggih jadi bisa memakai /memanfaatkan teknologi itu. Contohnya tape recorder, televisi, video, komputer, internet.
  2. KUDIS (KURANG DISIPLIN) guru model ini dalam mengemban tugasnya tidak disiplin ,datang terlambat, masuk kelas terlambat biasanya sudah waktu mengajar masih ada didalam kantor, tidak memanfaatkan waktu. Sebelum waktu selesai/bukan waktunya, pulang duluan/keluar dulu, Jadi mutu pendidikan berkurang., karena itu kita sebagai guru seharusnya
    1. Malu datang terlambat
    2. Malu tidak mengajar
    3. Malu pulang dulu
    4. Malu tidak disiplin
    5. Malu tidak membuat RPP, PROMES
  3. KRAM (KURANG TERAMPIL) sebagai guru harus terampil menggunakan model pengajaran, strategi, memanfaatkan teknologi yang lebih canggihpun. Kita tahu guru masih ada yang tidak bisa komputer / internet sebenarnya sebagai guru bisa memanfaatkan teknologi untuk mengganti kita, agar anak didik kita lebih jelas/memahami pelajaran. Guru yang profesional seharusnya Terampil mengelolah kelas maupun manajemen kelas. Agar anak didik kita betah dalam kelas dan tidak bosan dalam pelajaran berlangsung, ini akan meningkatkan mutu Pendidikan kita.
  4. LESU (LEMAH SUMBER) Guru kalau kurang sumber niscaya dalam pelajaran berlangsung kurang bahan yang diajarkan jadi pengetahuan anak didik kita berkurang, karena itu sebagai pengajar harus banyak sumber baik membaca berbagai buku/modul pelajaran, dari koran, majalah, internet, kita banyak sumber kalau perlu memakai nara sumber internet kita tinggal mengarahkan ke internet/link yang berhubungan dengan pelajaran yang diajarari menambah wawasan anak didik kita selain mengenalkan komputer/ internet anak didik kita dapat pelajaran juga, ini semua untuk penikatan mutu pendidikan.
  5. WTS (WAWASAN TIDAK LUAS) Guru yang profesional seharusnya mempunyai wawasan lebih luas segala hal  untuk mengajar seperti macam model-model pelajaran apalagi model pelajaran terbaru/terkini agar kita tidak ketinggalan, teknologi canggih dapat mendukung proses pelajaran kita, wawasan perkembangan anak didik kita, bisa membaca keadaannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung.
  6. MUAL (MUTU AMAT LEMAH) Mutu pendidikan tergantung dari mutu pelajaran yang diberikan kita, kalau kita tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan kita, hal ini mempengaruhi mutu pendidikan anak kita yang tidak diharapkan, karena itu kita tingkatkan mutu pendidikan ini dengan sering mengikuti workshop, pelatihan program bermutu, sering berdikusi sesama sejawat di forum/KKG membagi masalah/pengalaman kita sesama sejawat, agar semua poblem permasalahan dapat diatasi, setidaknya menambah mutu pendidikan kita.
  7. TIPUS (TIDAK PUYA SELERA) Kalau pendidik/pengajar tidak punya selera mengajar yang lebih baik jangan harap keberhasilan meningkatkan mutu pendidikan meningkat, karena itu kita harus punya selera mengajar yang lebih baik dengan niat yang sungguh-sungguh untuk mengajar/mendidik anak dengan kemaun untuk belajar dan belajar / meningkatkan mutu pendidikan dengan cara pelatihan, workshop, seminar, diskusi dalam forum/KKG.  Hanya denagan niat yang iklas dan kemauan yang kuat bisa mengubah mutu pendidikan.
  8. ASAM URAT (ASAL SUSUN MATERI URUTAN TIDAK AKURAT) sebagai guru profesional seharusnya merancang/merencanakan apa yang akan diajarkan seperti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam pembuatan RPP jangan asal buat sepenting urutan itu kurang profesional . (”nonprofesional” atau ”amatiran”) Guru yang profesional membuat RPP harus disesuaikan dengan keadaan sekolah dan kondisi murid serta strategi, metode apa yang cocok seberapa sulitnya pelajaran juga diperhatikan dan ini semua dijadikan pertimbangan agar dalam pelaksanaan nanti target dan sasaran mengenai/berhasil setidaknya 99 % keberhasilan.
  9. ASMA (ASAL MASUK KELAS) ini lebih parah penyakit guru asal ada didalam kelas, yang penting anak tidak ramai /hanya dijadikan robot, anak didik suruh diam yang penting duduk manis. Jam berakhir sudah keluar, pradikma lama ini harus dirubah dan kita harus lebih profesional didalam kelas yang kratif dan menyenangkan anak lebih betah dan memahami apa yang kita ajari. Cara kita harus selalu berlatih dan memiliki pengetahuan dalam subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap subjek didik (murid).

Pendidikan adalah modal utama untuk pembangunan bangsa ini, kesejahteraan, kemajuan suatu bangsa dilihat dari kemajuaan pendidikan bangsanya. Pendidikan adalah kunci utama dalam kesuksesan baik karier seseorang maupun Bangsa dan Negara. (Khususnya Kota Bondowoso).  Perjuangan guru adalah mesin utama dalam suatu bangsa dan negara (Khususnya Kota Bondowoso) agar perekonomian suatu negara agar maju dan sejahtra. bangkitlah guruku dari segala penyakit guru yang selalu membanyangi para guru kita. karena hanya dengan kemauan yang keras dan niat yang sungguh serta ikhlas yang bisa mengalahkan semua penyakit guru kita. Anak didik kita, bangsa dan negara tercinta (Khususnya Kota Bondowoso) menunggu, menanti dengan sabar!!!! Guru karena engkau aku bisa, Guru karena engkau aku dapat, Guru karena engkau aku dapat menatap masa depan yang lebih cemerlang, Guru karena engkau aku sukses, Guru sungguh mulia engkau, harapanku pada enkau janganlah tinggalkan aku, karena engkau adalah segalanya bagi kami, bangsa dan negara tercinta. Buanglah jauh-jauh, hancurkan segala penyakit yang ada pada dirimu. aku adalah anak didikmu menunggu . . . . . . . . ……. 

Demi Masa. Sesungguhya setiap manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran. (Qs. Al Ashr. 1-3)

2 komentar:

  1. betul sekali...pendidikan mmg merupakan kunci utama dalam peningkatan SDM..dn guru adalah yang sangat berperan dalam pendidikan formal d sekolah..Guru yg tdk berkualitas baik disiplin maupun wacananya maka akan mencetak generasi penerus bangsa yg tidak berkualitas jg..dengan guru yg berkualitas akan mencetak generasi penerus bangsa yg berkualitas pula..ibarat pepatah "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari"
    Buat pangeran muda tulisannya bagus sekali untuk mengingatkan para guru tentang arti pentingnya tanggung jawab muliax terhadap generasi penerus bangsa..

    BalasHapus
  2. siiiiip.............
    bgus t smua kemajuan n berkembangx siswa memang beawal dari guru setelah itu bru siswax apakah bisa bekembang or tidak, smua memng harus tanggung jwa semua yaitu guru dan siswa t sndri memliki kmauan buat beljar apa tidak,,,,,.,,,
    l a n j u n k a n ........

    BalasHapus